Home > Islam, Renungan > Wanita-wanita telanjang

Wanita-wanita telanjang

September 19, 2007 Leave a comment Go to comments

Judulnya sepertinya cukup provokatif. Bahkan sepertinya sudah pernah di tulis di beberapa blog lain. Cuma karena sekedar ingin memberikan opini pribadi sekaligus curhat atas kegalauan terhadap fenomena ini, maka sengaja saya tuliskan sendiri di blog pribadiku ini.

Wanita-wanita yang telanjang. Ya, mungkin inilah kata yang mungkin bisa menggambarkan bagaimana cara berbusana kebanyakan wanita kita sekarang ini. Mulai dari yang menggunakan baju “tank top”, sampai dengan baju yang sepertinya komplit, tapi super tipis, hingga renda-renda dari bra yang digunakan pun terlihat. belum lagi celana/baju yang pendek dan memiliki potongan atas yang pendek. Huh… serba salah…Mau dilihat dosa… nggak dilihat sayang… Bagaimana tidak… Jika duduk bahkan sampai belahan pantat pun terlihat.

Entah suatu tren baru ataukah memang sudah mencerminkan ahlak dari wanita-wanita kita. Sebagi seorang muslim, terus terang saya gusar melihat banyak wanita-wanita islam yang menggunakan busana super tipis tersebut. Asumsi pertama saya biasanya saya katakan dalam hati ketika melihat seorang gadis berjilbab dengan baju tipis adalah bahwa mungkin dia tidak menyadari bahwa yang digunakannya sebenarnya tembus pandang.

Mungkin yang terjadi saat ini adalah pergeseran budaya yang kemungkinan akibat dari pemaafan atau mungkin pemakluman yang berlebihan terhadap sesuatu. Orang tua terhadap anak sudah tidak begitu memperhatikan bagaimana cara berbusana sang anak. Merisaukan memang, apalagi bagi saya seorang yang masih memegang erat budaya timur.

Berbeda mungkin dengan singapura, yang notabene penduduknya lebih liberal dan banyak diwarnai oleh budaya barat, cara berpakain seperti diatas adalah sesuatu yang wajar. Bahkan saat sempat jalan-jalan kesana, hal tersebut adalah suatu yang lazim. Bahkan saking lazimnya, hampir dapat kita temui paha-paha yang diumbar di setiap sudut. Cobalah anda naik MRT ( kereta ) saat pulang kerja. Ups……hehehehe…

Saatnya berubah ataukah memang kita yang belum siap akan perubahan. Atau mungkin harus ditanyakan ulang, haruskah kita berubah ???

Categories: Islam, Renungan
  1. mariska
    September 19, 2007 at 7:54 am

    Bagus juga tulisannya
    Salut, teruslah menulis dan jangan lupa juga membaca yg banyak…

  2. September 19, 2007 at 1:36 pm

    serba salah…Mau dilihat dosa… nggak dilihat sayang

    :mrgreen: jadi perang batin yah

  3. September 19, 2007 at 2:16 pm

    kalo saya saya lihat terussss, kan itu dilakukan untuk dilihat 🙂

  4. sakin4love
    September 28, 2007 at 12:55 pm

    Apa bedanya cewek2 yg doyan “Sexy” Fashion sekarang dengan jaman Purba…? Sama2 berbaju mini…Aurat di obral..
    Tapi kalo jaman Purba oke lah, karena bahannya masih langka, tapi kalo cewe2 yg doyan “Sexy” Fashion …apa ya Penyebabnya…kalo bahan gak mungkin…

  5. November 22, 2007 at 8:40 am

    wanita seperti demikian sesungguhnya adalah mereka yang menghinakan dirinya. sekalipun dalam kenyataannya mereka mengharapkan kehormatannya ingin dijaga.

  6. mujahidah
    November 27, 2007 at 5:00 pm

    astagfirullahalazim……semoga diberikan penyadaran oleh Allah

  7. mujahidah
    November 27, 2007 at 5:12 pm

    saya sadari wanita menginginkan perhatian pi apa yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang baik karena mengumbar aurat mereka.semoga Allah mengampuni,amiiin

  8. bukan siapa-siapa
    December 13, 2007 at 2:50 pm

    maaf ya, bukannya saya mau membela kaum perempuan yang memakai baju serba minim…tapi itu kan cuma pakaian???…..dunia inipun cuma pakaian???? tergantung bagaimana kita menanggapinya??? dengan hakikat pakaian atau nafsu???…..

  9. December 13, 2007 at 5:10 pm

    #bukan siapa-siapa
    hakikat pakaian ? bagaimana menurut anda ? karena dalam pemahaman saya, bahwa pakaian itu untuk menutupi tubuh. Tapi apa benar dengan pakaian minim itu masih menutupi.

    Sama seperti anda memberikan definisi bagi dunia. Ya, dunia sesungguhnya pakaian kita menuju akhirat. Maka jadikanlah dunia itu indah dalam pandangan Tuhan mu, sehingga Tuhan mu memberikan akhirat yang indah pula.

  10. izza
    October 17, 2008 at 5:20 pm

    Saya setuju dengan tulisan anda. Memang banyak sekarang ini wanita yang seperti itu.Padahal dalam Al-qur’an ALLAH SWT meanjukan untuk menutup aurat kita (maksudnya para wanita).Selain itu, ada pula wanita berjilbab yang menonton konser. malahan mereka berada di posisi paling depan dan di sampingnya banyak laki-laki yang juga menonton konser tersebut.

  11. yuli
    October 25, 2008 at 12:30 am

    alhamdlillah kt msh di berikan kesdrn dn rasa malu bhwa ssghnya itu salah. sy jg mau menyampaikan rs prihatin yg mendlm ttg maraknya aksi pornoaksi “ca’doleng2” yg trgisnya marak sampai ke pelosok dusun sekalipun. benar2 ambang kehancuran luar biasa yg dampak kerusakannya akan jauh lebih dasyat dr tsunami di aceh. saraf akalnya sdh di rusak dgn nrkba dn skrg matanya jg di rusak dgn tontonan maksiat, dua hal ini benar2 kolaborasi yg sgt fatal krn akan segera di susul oleh matinya hati, dlm kondisi begini mash sggp kt merasa lebih mulia dr hewan dn tumbuhan? . NAUZUBILLAHMIN ZALIK.

  12. November 30, 2008 at 2:46 pm

    ini buktinya bahwa wanita emank unic.

  13. airwind
    December 11, 2008 at 11:42 am

    Huh… serba salah…Mau dilihat dosa… nggak dilihat sayang…

    Kok bisa dosa?… Cuma ngeliat doang dibilang dosa? ….

  14. October 15, 2009 at 6:10 pm

    memang susah kita berbicara antara budaya dan tren.disisi lain tren harus terus menerus berinivasi sedangkan budaya adalah menyangkut ahlak atau harga diri juga bisa.kita adalah penganut budaya timur,yang dikenal sopan,peramah,dan menjaga kesopanan.tren dan budaya untuk saat ini harus kita pisahkan,mungkin kalo baju tren sekarang tipis sampe sampe puting dada keliatan toh kayaknya bangga untuk diliatin,,,begitu juga dengan tren rok yang amat mini sehingga betiss sampe eliatan dan kalo dudukpun cdnya pun terliat.jangan salah brur,,,,,semua itu harus kita liat mana tren dan mana budaya,

  15. Cakyon
    October 23, 2009 at 2:34 pm

    Memang parah virus mode kok! Apalagi pakai topeng biar dianggap ngota, modern & gaul. Tugas berat bagi ulama/pemuka agama karena cuma keimanan & agamalah yang bisa mengerem hal2 diatas, apalagi hal ini merupakan hak pribadi pemakainya. ya kan?

  1. No trackbacks yet.

Leave a reply to airwind Cancel reply