Pesan Ini, Nak, Kutulis Untukmu

January 15, 2010 1 comment

Aku tapaki jalan ini penuh pinta, anakku. Kesenangan adalah impian yang kusimpan untuk kuminta pada Tuhan ketika tubuh ini sudah menjadi tulang belulang, sebab dunia terlalu pahit untuk diperebutkan. Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi. Banyak sudah manusia yang mati. Dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan.

Mengenangkan orang-orang tercinta, anakku, adalah rasa hina karena tak sanggup membalaskan kebaikan-kebaikan mereka semua. Betapa mudah hati lupa oleh kenikmatan yang tak seberapa ini. Lupa asal-usul, lupa tempat kembali sesudah mati, dan lupa pada tujuan penciptaan ini. Maka aku pesankan, anakku, arahkanlah pandangan mata hatimu kepada hidup sesudah mati. Dan bahwa sesungguhnya kehidupan ini hanyalah saat untuk bersiap-siap…

Aku tapaki jalan ini penuh airmata, anakku. Aku pernah sakit berbulan-bulan dengan jantung yang sedikit bermasalah. Aku akhirnya bisa bangkit ketika aku belajar melupakan rasa sakit dan tidak sibuk meratap dengan apa yang dikatakan oleh dokter tentang harapan sehat bagi diriku. Kudidik diriku untuk tidak diam terpaku menanti waktu habis di pembaringan. Aku akhirnya bisa duduk dengan tegak tanpa penyakit jantung yang membuat nafas bapakmu megap-megap, ketika bapakmu belajar untuk memberi manfaat bagi manusia.  Sesungguhnya keindahan hidup sebagai orang yang beriman kepada-Nya adalah ketika kita bisa memberi manfaat, atau ketika belum sanggup kita mengambil manfaat dari sesama.

Read more…

Pengurusan Passport, semoga lebih baik

December 30, 2009 1 comment

Bagi sebagian orang, mengurus passport adalah mimpi buruk. Bagaimana tidak. Prosedur yang menjadi acuan bahwa pengurusan dalam 5 hari kerja, bisa menjadi 3 minggu.  Ini pengalaman langsung seorang rekan yang mengurus passport di Imigrasi batam.

Ini juga pengalaman pribadi penulis, waktu melakukan pengamatan langsung di sana. Sangat mengherankan. Para petugas di Imigrasi dengan mudahnya “diperintah” oleh para calo untuk melakukan apa yang mereka minta. Bahkan yang lebih parah lagi, ada calo yang memiliki stempel sama yang seharusnya hanya boleh dimiliki oleh petugas di Imigrasi. Luar biasa. Apalagi jika anda membawa anak anda untuk mengurus passport tanpa “jasa” para CALO, maka tunggulah, sampai amplop ditangan para calo habis, barulah anda akan mendapatkan layanan.

Namun membaca berita di detik.com pagi ini, ( http://www.detiknews.com/read/2009/12/30/111003/1268361/10/menkum-ham-pengurusan-paspor-4-hari-tercepat-di-dunia ),

Pengurusan paspor yang berlarut-larut menjadi perhatian khusus Departemen Hukum dan HAM (Depkhum HAM). Untuk itu, telah dilakukan perbaikan pengurusan paspor dari 7 hari menjadi hanya 4 hari saja.
“Pengurusan paspor kini selambat-lambatnya 4 hari saja,” ujar Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar saat jumpa pers dalam acara “Refleksi Akhir Tahun 2009 dan Program 100 Hari” di Kantor Depkum HAM di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (30/12/2009).
Pengurusan paspor selama 4 hari ini pun diklaim sebagai yang tercepat di dunia. “Menurut penelitian teman-teman, ini yang tercepat di dunia. Kalau ada yang lebih cepat dari itu, kami siap studi banding untuk memperbaiki pengurusan paspor,” imbuh menteri dari PAN ini.

memberikan sedikit angin surga. Kenapa sedikit ? Karena selama tidak ada keinginan untuk berubah di level yang paling bawah ( pelaksana, para petugas yang terlibat langsung dengan pemakai jasa ), sangat sulit untuk diwujudkan.

Semoga saja, pelayanan masyarakat di indonesia semakin baik. Amin.

Categories: Batam, Imgirasi Batam, Passport

Terima kasih Ibu………

December 23, 2009 1 comment

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

[ Dikutip dari milis ]

Saya seorang Muslim

November 13, 2009 1 comment

Sebuah video singkat, tentang seorang muslim. Diambil dari blog seorang sahabat. Semoga menjadi pengingat bagi kita semua. Amin

Ana Muslimun

Jangan malu dengan keislaman kita…
Biarkan dunia mengetahuinya
Agar kelak di akhirat mendapat surga dan bertemu dengan diriNya

Categories: Islam, Renungan, Shalat

Bila Al Qur’an bisa bicara

November 13, 2009 Leave a comment

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu’ aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa…
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah…
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kimpoi agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau…..
Sekarang… pagi-pagi sambil minum kopi…engkau baca Koran pagi atau nonton
berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha
Perkasa.

Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan…
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu…aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.
Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat
melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…

Setiap saat berlalu…kuranglah jatah umurmu…
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati…

Di kuburmu nanti….
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam
akhirat

Tapi Akulah “Qur’an” kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu…

Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali…
Baca dan pelajari lagi aku….
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu….dulu sekali…

Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos…
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri….
Dalam bisu dan sepi….
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana

[Dikutip dari milis – semoga berkah bagi kita semua, amin]

Categories: Islam, Renungan

Jika hasil sudah ditentukan, kenapa kita masih harus berusaha dengan maksimal ?

November 4, 2009 Leave a comment

Inilah pertanyaan yang barangkali pernah terlintas dalam benak kita masing-masing, termasuk saya. Bukankah Jodoh, Rejeki, Maut itu ada ditangan Sang Pencipta ? Lalu apa maksud dengan kewajiban berusaha ?

Categories: Islam, Refleksi, Renungan

Happy Eid Mubarrak.

September 29, 2009 Leave a comment

Meski sudah masuk hari ke sepuluh bulan syawal, tidak salahnya aku tuliskan disini.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H.

Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Categories: Idul Fitri, Lebaran

Ahlan Wasahlan, Ya Ramadhan…..

August 21, 2009 Leave a comment

Tak terasa, senja sya’ban telah datang. Ramadhan telah di ambang pintu. Tamu agung itu telah datang kembali. Datang bersama ribuan malaikat yang membawa berkah yang tak terukur.

Mari lakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan, karena bisa jadi ini adalah Ramadhan terakhir kita.

Mari saudaraku, kita raih keutamaan Ramadhan ditahun ini. Mari kita lakukan ibadah yang terbaik, dengan hati yang terbaik. Mari kita isi Ramadhan ini dengan syiar islam. Mari kita penuhi Ramadhan ini dengan lantunan Ayat Suci Al Qur’an, untaian do’a –  do’a mubarak, belaian kasih kepada anak yatim dan fakir miskin. Amin…

Categories: Islam, Puasa, Ramadhan

Antara Michael Jackson & Syahidah Marwa al-Sharbini

July 24, 2009 3 comments

Saya sedih, bukan karena kematian MJ yang dipuja jutaan orang di dunia.
Tapi saya sedih, karena pada saat yang sama, berlangsung perkebumian
seorang muslimah yang Insya Allah menjadi seorang syahidah karena
mempertahankan jilbabnya. Marwa Al-Sharbini, seorang ibu satu anak yang
sedang mengandung tiga bulan, syahid akibat ditikam sebanyak 18 kali
oleh seorang pemuda Jerman keturunan Rusia yang anti-Islam dan
anti-Muslim. Tapi berita ini, sama sekali tidak saya temukan di tv-tv
kita , negara yang majaroti penduduknya Muslim, bahkan mungkin, tak
banyak dari kita yang tahu akan peristiwa yang menimpa Marwa Al-Sharbini.
Ribuan orang di Mesir yang mengantar jenazah Marwa Al-Sharbini ke tempat
istirihatnya yang terakhir, memang mungkin banyak orang yang menangisi
kepergian Michael Jackson. Marwa hanya seorang ibu dan bukan superstar
seperti MJ. Tapi kepergian Marwa Al-Sharbini adalah lambang jihad
seorang muslim. Marwa Al- Sharbini mempertahankan harga dirinya sebagai
seorang Muslimah yang mematuhi ajaran agamanya meski pun untuk itu ia
kehilangan nyawanya.

Marwa Al-Sharbini ditikam di ruang sidang kota Dresden, Jerman saat akan
memberikan kesaksian atas ancaman terhadapnya . Ia mengadukan sorang
pemuda Jerman bernama Alex W yang kerap menyebutnya “teroris” hanya
karena ia mengenakan jilbab. Dalam suatu kesempatan, pemuda itu bahkan
pernah menyerang Marwa dan berusaha melepas jilbab Muslimah asal Mesir
itu. Di persidangan itulah, Alex kembali menyerang Marwa, kali ini ia menikam Marwa Al-Sharbini berkali-kali. Suami Marwa yang berusaha melindungi isterinya, malah terkena tembakan pehak berkuasa keamanan pengadilan yang berdalih tak sengaja menembak suami Marwa yang kini dalam kondisi kritis di rumah sakit Dresden.

Peristiwa ini sepi dari pemberitaan di media massa Jerman dan mungkin dari pemberitaan media massa asing dunia karena yang menjadi korban adalah seorang muslimah yang dibunuh oleh orang Barat yang anti-Islam dan anti-Muslim. Situasinya mungkin akan berbeda jika yang menjadi korban adalah satu orang Jerman atau orang Barat yang dibunuh oleh seorang ektrimis Islam. Beritanya dipastikan akan gempar dan mendunia.

Itulah sebabnya, mengapa di tv-tv kita cuma sebuk dengan pemberitaan pemakaman Michael Jackson yang mengharu biru itu. Tak ada berita pemakaman Syahidah Marwa Al-Sharbini yang mendapat sebutan “Pahlwan
Jilbab”. Tak ada protes dunia Islam atas kematiannya. Tak ada tangisan
kaum muslimin dunia untuknya. Tapi tak mengapa Marwa Al-Sharbini, karena
engkau akan mendapatkan tempat yang paling mulia di sisiNya ALLAH SWT .
Seiring doa dari orang-orang yang mencintaimu. Selamat jalan saudariku,
maafkan kami jika kurang peduli …

Sumber :

Categories: Islam, Jilbab, Renungan

Who Move My Cheese ?

July 22, 2009 Leave a comment

Ada cerita yang sangat sering kita dengar jika kita ikut training motivasi. Ya, cerita tentang 2 ekor kurcaci dalam labirin yang berisi keju. Berikut cuplikannya :

Cerita ini tentang dua kurcaci. Mereka hidup dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang satu selalu berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika keju di situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. Sebaliknya, kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamatpun persediaan keju tidak akan pernah habis.
Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak sahabatnya untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat lain. Sang sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh seseorang dan nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu mencari keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan menunggu terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan kembali. Apa yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai kemudian mati kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap tadi sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh lebih banyak dibandingkan di tempat lama.
Pesan moral cerita sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita merasa nyaman di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi perubahan dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, dan merasa sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu.

Menarik bukan ? Sangat memotivasi. Ada yang salah dari cerita diatas ? Tidak ada yang salah dari ceritanya. Namun ada nasehat yang luar biasa dari seorang sahabat, yang mudah – mudahan menjadi pengingat bagi kita semua:

Sebagai seorang muslim, ada yang satu hal yang perlu di ingat,  bahwa jatah keju telah dijamin oleh Pencipta keju. Tidak akan datang keju melainkan yang telah tertulis, dan tidak akan hilang berpindah walau seluruh jin dan manusia berupaya “to move the cheese” melainkan yang telah tertulis.

Jadi kedua kurcaci tidak perlu khawatir maupun bersedih hati, kedua-duanya benar dan pilihan yang valid dalam hidup. Which one you enjoy the most and which one that will bring you closer to Allah, not further, is the best for you. Kalau nekat jadi pengusaha terus terjerumus pada kompromi atas idealisme anti suap dengan alasan “kalau ga gini ga jalan”, apakah itu mendekatkan pada Allah atau menjauhkan ? Juga dilema entertainment dan escorting business clients/partners.

Namun juga, kalau tetap pada pekerjaan tetap sebagai karyawan lalu akibatnya secara gradual terbentuk mentalitas mengandalkan gaji rutin hingga lupa bahwa hakikatnya rejeki itu dari Allah bukan dari transfer gaji bulanan; saya rasa kurang baik juga untuk aqidah dalam meyakini Allah sebagai penjamin rezeki.

Whichever path we take, rest assured we will face the appropriate amount of trials and tribulation, to test our quality because what else is the purpose of life if not to pass these tests ?

[Thank to : Ainun Najib atas wejangannya ]

Categories: Hikmah, Islam, Motivasi